Rabu, 18 Desember 2024

Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu. [Yoel 2:13]


Mengoyakkan pakaian dan tanda-tanda emosi agamawi yang tampak dari luar, mudah untuk dilakukan dan seringkali munafik; tetapi merasakan pertobatan sejati adalah hal yang jauh lebih sulit, dan alhasil jauh lebih tidak lazim. Orang akan taat pada peraturan upacara yang paling rumit dan rinci — sebab hal-hal itu menyenangkan daging — tetapi agama yang sejati terlalu merendahkan hati, begitu menyelidiki hati, terlalu teliti bagi selera manusia daging; mereka lebih suka pamer, yang lemah, dan yang duniawi. Ketaatan lahiriah nyaman untuk sementara; mata dan telinga disenangkan; keangkuhan diri dipuaskan, dan pembenaran diri ditinggikan: tetapi semuanya pada akhirnya menyesatkan, karena dalam saat kematian, dan pada hari penghakiman, jiwa kita membutuhkan sandaran yang lebih substansial daripada sekedar upacara dan ritual keagamaan. Tanpa kesalehan vital, semua agama sungguh sia-sia; demikian pula tanpa hati yang tulus, setiap bentuk ibadah adalah tiruan yang khusyuk dan penghinaan yang lancang kepada Yang Mahabesar di sorga.

Mengoyakkan hati dikerjakan secara ilahi dan dirasakan secara khidmat. Mengoyakkan hati merupakan kesedihan rahasia yang dialami secara pribadi, bukan sekedar merupakan bentuk, tetapi sebagai pekerjaan Roh Kudus yang mendalam, yang menggerakkan jiwa dalam setiap orang percaya. Mengoyakkan hati bukan hal yang tinggal dibicarakan dan dipercayai saja, melainkan harus dengan tajam dan peka dirasakan setiap anak yang hidup dari Allah yang hidup. Mengoyakkan hati merendahkan diri kita secara dahsyat, dan menghapuskan dosa secara menyeluruh; tetapi juga merupakan persiapan yang manis untuk penghiburan yang penuh rahmat, yang tidak dapat diterima roh-roh yang sombong dan memegahkan diri; mengoyakkan hati juga membedakan secara jelas umat yang dipilih Allah, sebab tindakan ini hanya ada pada mereka.

Ayat ini menyuruh kita mengoyakkan hati kita, tetapi hati kita secara alami keras seperti batu pualam: kalau begitu, bagaimana mungkin dilakukan? Kita harus membawa hati kita ke Kalvari: suara Juruselamat yang sekarat itu pernah mengoyak batu karang, dan saat ini pun sama berkuasanya. Oh Roh yang terpuji, izinkan kami mendengar tangisan kematian Yesus, agar hati kami terkoyak seperti orang mengoyak pakaiannya waktu meratap.

____________________

RENUNGAN PAGI (diterjemahkan dari Morning and Evening: Daily Readings, Charles H. Spurgeon).
Isi renungan ini bebas untuk disalin dan disebarluaskan.

BAGIKAN MELALUI

Unfortunately, we currently do not have English devotions available.