Rabu, 1 Mei 2024

Pipinya bagaikan bedeng rempah-rempah, petak-petak rempah-rempah akar. [Kidung Agung 5:13]


Lihatlah, bulan yang penuh bunga telah tiba! Angin Maret dan hujan April telah melaksanakan tugasnya, dan tanah sudah diselimuti keindahan. Datanglah hai jiwaku, kenakanlah pakaian berlibur dan pergilah menjelajah mengumpulkan kalung-kalung bunga dari pikiran-pikiran sorgawi! Engkau mengetahui waktu bagi dirimu sendiri, sebab engkau sangat mengenal bedeng rempah-rempah, dan engkau telah sering mencium bau semerbak dari rempah-rempah akar, sehingga engkau akan segera pergi kepada Dia yang sangat kaukasihi, dan mendapati segala macam keindahan dan sukacita di dalam Dia. Pipi yang pernah dengan kasar dipukuli tongkat, yang sering berlinang air mata simpati, yang dinista dengan air ludah itu — pipi itulah, sembari tersenyum dengan kemurahan hati, merupakan wewangian yang harum bagi hatiku. Engkau tidak menyembunyikan wajahmu dari penghinaan dan air ludah, O Tuhan Yesus, dan oleh karena itu aku menemukan kesukaan yang terbesar dalam memuji-Mu. Pipi yang kerut oleh kesedihan yang mendalam itu, yang merah oleh guratan-guratan darah yang mengucur dari kepala-Mu yang bermahkota duri; tanda kasih tak terbatas dari-Mu demikianlah yang tidak mungkin tidak memikat jiwaku, jauh lebih kuat daripada banyak tumpukan wewangian. Kalaupun aku tidak dapat melihat seluruh wajah-Nya, aku akan tetap memandang pipi-Nya, oleh karena sekilas saja melihat Dia sudah lebih dari cukup untuk menyegarkan kerohanianku serta menghasilkan beragam kegembiraan. Dalam Yesus, bukan saja aku mendapati wewangian, melainkan sebedeng rempah-rempah; bukan hanya satu akar, melainkan segala jenis rempah-rempah akar yang harum baunya. Bagiku, Dialah Mawarku dan Bunga Bakungku, Kelegaan Hatiku dan Rangkaian Bunga Pacar Airku. Ketika aku bersama-Nya, sepanjang tahun adalah Mei [1] dan jiwaku mulai membasuh wajah yang penuh sukaria oleh embun pagi kasih karunia-Nya, serta menenangkan diri dengan nyanyian burung-burung janji-Nya. Tuhan Yesus yang kuhargai, biarlah aku, dengan tindakanku yang nyata, mengenal kebahagiaan yang berada dalam persekutuan yang erat dan tetap bersama-Mu. Aku adalah seorang malang yang tak bernilai, yang pipinya rela Kaucium! O, biarlah aku mencium Engkau kembali dengan kecupan bibirku!

____________________
[1] bulan yang penuh bunga

RENUNGAN PAGI (diterjemahkan dari Morning and Evening: Daily Readings, Charles H. Spurgeon).
Isi renungan ini bebas untuk disalin dan disebarluaskan.

BAGIKAN MELALUI

Unfortunately, we currently do not have English devotions available.